Home / Finance / LG Kabur dari Proyek Baterai Mobil Listrik, Erick Sebut RI Lagi Cari Pengganti

LG Kabur dari Proyek Baterai Mobil Listrik, Erick Sebut RI Lagi Cari Pengganti

image

Jakarta

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan mundurnya LG dari proyek baterai kendaraan listrik tidak akan menjadi masalah besar untuk Indonesia. Pembangunan rantai pasok ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicles (EV) di Indonesia masih bisa dilakukan dengan investor yang lain.

“Ya tentu, keputusan dari LG tidak mengurangi percepatan kami mendorong pembangunan rantai pasok (supply chain) yang menguntungkan ekosistem di Indonesia,” ujar Erick Thohir dikutip dari Antara, Rabu (23/4/2025).

Erick bilang kolaborasi pembangunan ekosistem baterai EV tak hanya dilakukan Indonesia LG. Namun ada juga yang dilakukan dengan Volkswagen, CBL China, lalu juga dari Ford Motor.

Indonesia juga berpotensi menawarkan proyek itu dengan berbagai perusahaan dari beberapa negara. Misalnya, seperti Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Jepang dan Amerika Serikat. “Tinggal lahan yang memang tadinya Korea Selatan berkenan, kita bisa tawarkan lagi kepada berbagai pihak,” kata Erick.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dan juga tentu kita membuka luas kerja sama dengan Amerika Serikat, apalagi sedang ada pembicaraan bagaimana hubungan dagang Indonesia-Amerika. Kita terbuka, yang penting percepatan daripada momentum,” ujarnya menambahkan.

Dalam catatan detikcom, LG dilaporkan mundur dari proyek investasi senilai 11 triliun won atau US$ 7,7 miliar setara Rp 129 triliun (kurs Rp 16.800) di Indonesia. Investasi itu terkait proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).


ADVERTISEMENT

Semula, konsorsium yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp dan mitra lainnya akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan BUMN dalam proyek baterai EV mencakup pengadaan bahan baku, produksi prekursor, bahan katode, hingga pembuatan sel baterai.

Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia yang dibutuhkan dalam industri baterai EV. Sumber yang mengetahui kabar ini menyebut keputusan LG dilakukan usai berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia.

Menurutnya batalnya realisasi investasi disebabkan karena adanya pergeseran dalam lanskap industri, yaitu ada perlambatan sementara dalam permintaan EV global.

“Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut,” kata seorang pejabat dari LG Energy Solution, dikutip dari Yonhap News Agency, Senin (21/4).

LG menyebut akan tetap melanjutkan investasi lainnya yang ada di Indonesia, termasuk proyek baterai Hyundai LG Indonesia Green Power yang dikerjasamakan dengan Hyundai.

“Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group,” tutup pejabat tersebut.

Simak juga Video: LG Batal Investasi Rp 129 T ke RI, Prabowo: Tenang Saja

(acd/acd)