
Daftar Isi
Jakarta –
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menyampaikan metode pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dibandingkan dengan ATM. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang relatif mudah.
“Secara umum QRIS ini in term of volume, jumlah transaksi meningkat pesat sekali, karena QRIS ini relatif mudah dan cukup disenangi dan memang sesuatu yang baru tentu growth-nya akan spektakuler, dan itu kita lihat dari segi volume, itu meningkat pesat,” kata Jahja dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/4/2025).
Di sisi lain, sebagian besar transaksi saat ini sudah berbasis digital. Untuk itu, Jahja menilai masyarakat Indonesia lebih gemar menggunakan QRIS alih-alih pakai kartu, seperti ATM dan debit dalam transaksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Jahja menyebut QRIS belum mampu menandingi ATM hingga mobile banking. Menurutnya, QRIS belum dapat transfer uang hingga ratusan bahkan miliaran rupiah. Selain itu, QRIS juga belum dapat menggeser kartu ATM untuk setor dan tarik tunai.
“Tentu dibanding QRIS yang mungkin puluhan ribu, ratusan ribu. Udah jarang ratusan ribu, banyakan sampai terbatas puluhan ribu lah. Artinya dari segi value, saya yakin, haqqul yaqin, ini belum bisa menandingi normal konvensional transfer-transfer atau payment system yang lain,” terang Jahja.
ADVERTISEMENT
Transaksi QRIS BCA Melesat
Sementara itu, Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim mengatakan transaksi QRIS di BCA pada kuartal I tumbuh 200% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Untuk transaksi di ATM BCA juga tumbuh sebesar 19%. Saat ini, dari total ATM BCA sekitar 19.500 di Indonesia, lebih dari 75% di antaranya bisa tarik dan setor.
“Kalau dulu, 5 tahun yang lalu, mayoritas mesin itu hanya bisa tarik. Kalau hari ini ada dua fungsi, tarik dan setor. Ini sangat memudahkan nasabah, karena buat nasabah-nasabah retail, yang ingin menyetorkan uangnya, bisa ke ATM hari ini. Dan kapan saja, karena itu 24 jam, bisa 7 hari. Jadi satu minggu juga bisa bertransaksi menyetor uang, misalnya hasil dagangan hari itu ke mesin,” ujar Vera.
Sementara untuk mobile banking, transaksi per user setiap tahun, termasuk tahun ini tumbuh 25-26%. Menurut Vera, pertumbuhan mobile banking relatif di angka tersebut setiap tahun.
Simak juga Video: Kenapa QRIS dan GPN Disorot AS Saat Negosiasi Tarif Trump?
(ily/ara)