Home / Site News / Budiman Sudjatmiko Wanti-wanti Bonus Demografi Bisa Jadi Bencana Ekonomi

Budiman Sudjatmiko Wanti-wanti Bonus Demografi Bisa Jadi Bencana Ekonomi

image

Jakarta

Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko mewanti-wanti bonus demografi bisa memicu bencana ke sektor ekonomi dan politik. Menurut Budiman, dibutuhkan peran perempuan dalam membesarkan anak-anaknya.

Budiman mencontohkan Jepang yang mengalami ‘petaka’ karena turunnya angka pernikahan. Hal ini juga berdampak ke ekonomi.

“Sebab jika tidak kita akan menghadapi bencana petaka negara-negara seperti Jepang. Apa yang dialami Jepang? Orang males punya anak, males berkeluarga berkeluarga dan apa akibatnya? Secara ekonomi Jepang mengalami stagnasi ekonomi. Jepang yang di tahun 70an penguasa manufaktur dunia Sony, Toshiba, Toyota, Suzuki semuanya dari tahun 70an, mandek, macet,” kata Budiman dalam acara Kongres Pejuang Perempuan di Golden Boutique Hotel Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (25/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga menyoroti Indonesia yang akan mengalami bonus demografi apabila tidak diimbangi dengan peran perempuan. Apabila tidak disertai peran perempuan, bonus demografi bisa membawa bencana ekonomi hingga politik.

“Terpikir nggak? Saya harap di Kongres Pejuang Perempuan yang sangat strategis ini menjawab soal ini, karena akan terjadi bencana demografis, akibatnya membawa bencana ekonomi politik, akibatnya membawa bencana geoekonomi, posisi Indonesia belum kuat,” imbuh Budiman.


ADVERTISEMENT

Untuk itu, salah satu hal yang harus dilakukan yakni menjadikan manusia sebagai kawan bagi generasi muda. Dia menilai, kaum perempuan dapat menanamkan peran cinta, cipta, dan cita dalam membesarkan atau berperan sebagai kawan dari generasi muda.

“Kalau kita hanya menghasilkan manusia punya rasa cinta, punya cita-cita tapi tidak bisa mencipta itu manusia pemalas. Kalau kita punya rasa cinta, tapi tidak punya cita-cita, tapi bisa mencipta itu petualang. Kalau kita melahirkan manusia yang tidak punya rasa cinta, tapi punya cita-cita dan bisa mencipta itu jadi teroris. Teroris kita kaya tinggi loh bisa mencipta bom, tapi nggak punya rasa cinta jadi teroris,” terang dia.

(rea/ara)