
Jakarta –
Ratusan pengemudi ojek online (ojol) menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (25/4/2025). Mereka menyuarakan penolakan terhadap program layanan hemat yang dinilai menambah beban operasional harian para driver.
Aksi ini diikuti para pengemudi dari berbagai wilayah, termasuk Depok, Jakarta, dan sekitarnya. Koordinator aksi, Edi Uchem, mengatakan program berlangganan untuk mendapatkan order hemat justru membebani mitra.
“Program tersebut dianggap menambah beban pengemudi yang sudah harus menghadapi kenaikan biaya operasional,” ujar Edi kepada media.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para driver membawa tiga tuntutan utama dalam aksi ini: meminta penghapusan program layanan hemat, menghentikan kebijakan yang dinilai memberatkan mitra, serta menuntut perlakuan yang lebih adil bagi para pengemudi.
Salah satu pengemudi, Ahmad, mengatakan sistem potongan dan kewajiban berlangganan membuat penghasilan mereka menurun. Ia mengungkapkan bahwa jika tidak mengikuti skema tersebut, akun mereka berisiko sepi orderan.
ADVERTISEMENT
“Konsumen lebih pilih harga murah. Kalau kami nggak ikut program, bisa 95% kehilangan penumpang,” kata Ahmad di lokasi demonstrasi.
Hal senada disampaikan oleh Niko, driver lain yang ikut aksi. Ia menyebut pemotongan saldo driver terjadi setiap kali menyelesaikan sejumlah perjalanan.
“Kalau 1-2 trip dipotong Rp 3.000, kalau 3-4 trip potongannya Rp 8.500, dan kalau 10 trip lebih bisa sampai Rp 20.000,” ungkap Niko.
Sebelumnya, protes serupa juga terjadi di beberapa daerah lain seperti Cirebon, Kupang, Solo, Bandung, dan Malang. Koalisi Ojol Nasional (KON) bahkan telah menyampaikan aspirasi resmi ke Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI pada 23 April 2025, menuntut penghentian program serupa yang dianggap merugikan driver.
(rrd/rir)