
Jakarta –
Hilirisasi masih menjadi andalan Pemerintah Indonesia dalam mendatangkan investasi. Menurut Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, ada 28 komoditas strategis yang diprioritaskan dalam program hilirisasi.
Komoditas yang dimaksud mencakup klaster mineral, batu bara, minyak dan gas, kehutanan, perikanan, dan lainnya. Menurut Todotua, potensi investasi untuk komoditas tersebut mencapai US$ 618 miliar atau setara Rp 10.382 triliun.
“Kita sudah punya angka target US$ 618 miliar untuk realisasi investasi di sektor hilirisasi dengan kekuatan 28 komoditi tadi. Komoditi tadi itu 28 ada dalam klaster mineral, batu bara, oil and gas, klaster kehutanan, klaster perikanan, dan beberapa klaster yang lain sebenarnya juga klaster dalam industri pariwisata, dalam industri IT, teknologi, dan telekomunikasi,” ujarnya dalam detikcom Indonesia Investment Talk Series, Senin (28/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski ada 28 komoditas yang diprioritaskan, Todotua menyebut komoditas lainnya tetap diperhatikan. Adapun alasan hanya 28 komoditas yang diprioritaskan adalah karena besarnya jumlah cadangan yang dapat dikembangkan.
“Bukan komoditi yang lain tidak kita prioritaskan. Tetapi ada 28 komoditi strategik yang kita prioritaskan. Kenapa? Karena 28 komoditi ini adalah komoditi yang kita lihat daripada faktor cadangan resource-nya yang besar. Jadi ini yang memang, karena kita juga harus fokus dalam mengelola hilirisasi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam catatan detikcom, rincian investasi itu adalah untuk mineral dan batu bara sebesar US$ 498,4 miliar yang mencakup komoditas batu bara, nikel, timah, tembaga, besi baja, bauksit, mangan, dan lain-lain.
Kemudian, investasi di sektor minyak bumi dan gas bumi adalah sebesar US$ 68,3 miliar. Lalu sektor perkebunan, kelautan, perikanan hingga kehutanan yang sebesar US$ 51,3 miliar. Investasi tersebut juga diproyeksi membuka 3 juta lapangan pekerjaan.
Pemerintah memang serius menggarap proyek hilirisasi demi memberikan nilai tambah bagi negara. Hal tersebut dapat dilihat dari berubahnya nomenklatur Kementerian Investasi yang kini menjadi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM.
“Kalau dulu kan kementerian kami hanya Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal. Tapi dalam pemerintahan ini, kementerian kami ini sekarang namanya adalah kementerian investasi dan hilirisasi dan badan koordinasi penanaman modal. Artinya apa? Artinya ada message yang tegas dari pemerintah bahwa kita mau masuk dalam sektor hilirisasi ini sendiri,” tutupnya.
Saksikan Live DetikSore :
(ily/eds)