Home / Finance / Bos BCA Ungkap Penyebab Saham Perbankan Sempat Melemah

Bos BCA Ungkap Penyebab Saham Perbankan Sempat Melemah

image

Jakarta

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja bicara soal saham-saham perbankan yang melemah beberapa waktu lalu, termasuk BCA. Menurut Jahja, pelemahan saham ini terjadi lantaran kebijakan tarif impor yang dikenakan ke sejumlah negara oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Jahja mengatakan, bukan hanya saham BCA yang mengalami koreksi, tapi juga bank-bank lain. Jahja menyebut tren pelemahan saham perbankan ini dampak dari kebijakan Trump yang mengenakan tarif impor tinggi ke sejumlah negara.

“Jadi, saya pikir bukan hanya BCA, saya juga amati saham-saham dari bank-bank lain, Mandiri, BRI, BNI, gitu ya. Juga bank-bank swasta lain. Trennya hampir sama dengan BCA. Kenapa? Karena kita ingat, pada waktu liburan panjang, masa Lebaran, ada kejutan-kejutan dari teman kita, Mr. Trump yang tiba-tiba mengumumkan ada tambahan biaya-biaya custom untuk tiap negara yang trade balance-nya dianggap merugikan Amerika, termasuk kita terkena 32%,” kata Jahja dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada momentum libur panjang, perdagangan saham di Indonesia belum dibuka. Untuk itu, saat pasar telah dibuka pada 8-9 April saham-saham perbankan mengalami koreksi.

Jahja menilai, hal ini terjadi karena para investor cepat-cepat menjual sahamnya di tengah ketidakpastian global yang dipicu oleh Trump.


ADVERTISEMENT

“Karena naluri investor, begitu dengar suatu berita yang uncertain, belum tahu, belum bisa dimitigasi dampak risiko kepada perbankannya, nomor satu apa? Jual dulu. Dan mentality atau habit ini ya memang begitu. Investor semua, dalam negeri dan luar negeri, aduh cepat jual dulu,” imbuh Jahja.

Meski begitu, kondisi ini tidak berlangsung lama karena para investor mulai melihat fundamental perbankan kuat di tengah situasi ini. Untuk itu, terjadi rebound di pasar saham.

“Nah, nanti sesudah sampai di bottom, ternyata baru mulai lihat bagaimana respons, bagaimana bank yang fundamentalnya, atau bukan hanya bank ya, perusahaan-perusahaan yang fundamentalnya itu bagus, itu mulai diserok lagi. Maka terjadilah rebound,” terang Jahja.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), BCA sempat melemah ke level Rp 7.775 pada 8 April. Angka ini turun dari level sebelumnya Rp 8.500 per saham pada 27 Maret 2025. Kondisi serupa juga terjadi pada saham perbankan lainnya.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) misalnya berada di level Rp 3.640/lembar saham pada 8 April. Padahal, pada 27 Maret sempat mencapai level Rp 4.050/lembar saham.

Begitu juga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) berada di level Rp 4.030/lembar saham pada 8 April dan di level Rp 4.240/lembar saham pada 27 Maret. Sementara saham PT Bank CIMB Niaga Tbk berada di level Rp 1.600/lembar saham pada 8 April dari sebelumnya Rp 1.695/lembar saham.

Saat ini, saham-saham perbankan kompak menguat. Pada penutupan perdagangan ini, saham CIMB Niaga di level Rp 1.855, BBRI di level Rp 3.760, BBNI di level Rp 4.150, dan BBCA di level Rp 8.725.

(rea/ara)