Home / Site News / Depak LG, ESDM Fasilitasi Huayou di Proyek Baterai Mobil Listrik Rp 164 T

Depak LG, ESDM Fasilitasi Huayou di Proyek Baterai Mobil Listrik Rp 164 T

image

Jakarta

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara soal perusahaan China, Huayou yang bakal menggantikan LG dari proyek baterai mobil listrik (EV Battery) senilai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 164 triliun (kurs Rp 16.800/US$).

Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba) Tri Winarno mengatakan Pemerintah Indonesia selalu terbuka bagi investor yang mau masuk untuk berinvestasi di Indonesia. Ia mengatakan Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memfasilitasi segala kendala yang terjadi selama investor tersebut ingin masuk ke Indonesia.

“Intinya, setiap yang investasi di Indonesia kita welcome, inti poinnya seperti itu. Kita memfasilitasi apa yang jadi kendala kita fasilitasi, apa yang jadi permasalahan kita fasilitasi, itu poinnya,” kata Tri ketika ditanya soal alasan Huayou gantikan LG, Jumat (25/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait dengan akan adanya mitra lain yang bekerja sama dengan Huayou untuk berinvestasi pada proyek baterai mobil listrik (EV Battery), Tri mengatakan Pemerintah Indonesia mempersilahkan jika memang akan seperti itu. Hal tersebut lantaran pemerintah tidak mengaturnya.

“Kalau misalnya business to business (B2B) kan, ya pemerintah kan enggak bisa ngatur ya. Ya silahkan aja kalau misalnya itu. Yang jelas kalau ada kendala, permasalahan, sampaikan ke kita. Kita fasilitasi, gitu poinnya,” kata Tri.


ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan perusahaan China, Huayou bakal berinvestasi sebesar US$ 8,6 miliar dalam proyek baterai mobil listrik (EV Battery) di Indonesia. Hal ini menyusul keputusan LG Energy Solution mundur dari proyek tersebut.

Rosan menjelaskan investasi yang ada dalam proyek baterai mobil listrik (EV Battery) di Indonesia sebesar US$ 9,8 miliar secara keseluruhan. Investasi mencakup pengembangan rantai pasok baterai EV secara terintegrasi, mulai dari penambangan hingga produksi baterai.

“Pastinya US$ 9,8 miliar (Secara keseluruhan), dan US$ 8,6 miliar dolar (Huayou),” kata Rosan saat ditemui usai acara Indonesia AI Day di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan menjelaskan proyek baterai mobil listrik (EV Battery) di Indonesia menggunakan skema Grand Package dengan nilai investasi sebesar US$ 9,8 miliar. Mulai dari penambangan hingga menjadi sel baterai listrik yang terbagi menjadi empat tahapan joint venture.

Ichwan mengatakan dari investasi sebesar US$ 9,8 miliar tersebut, LG Energy Solution melalui PT HLI Green Power dan Hyundai Motor Group dan telah melakukan investasi untuk membangun pabrik sel baterai EV pertama di Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat yang telah beroperasi dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 10 Gigawatt hour (GWh). Ia mengatakan nilai investasinya tersebut sebesar US$ 1 miliar-US$ 1,2 miliar.

“Jadi sudah terimplementasi sekitar US$ 1,1 miliar atau US$ 1,2 miliar dollar AS di sel baterai, sehingga ini mengurangi angka yang US$ 9,8 miliar,” katanya saat dihubungi, Kamis (24/4/2025).

Ichwan menambahkan, investasi yang tersisa tersebut akan dilakukan oleh bersama dengan mitra lainya sedang dilakukan penjajakan oleh Indonesia.

“Tapi yang jelas, Huayou very clear, dia akan punya kontribusi di hampir sebagian besar ekosistem ini,” katanya.

Terkait dengan kepastian investasi tersebut, Ichwan mengatakan pemerintah akan melakukan pertemuan dengan Huayou. Ia mengatakan direncanakan pertemuan ini akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

“Kita baru mau ketemu insyaAllah kalau tidak di minggu ini, minggu depan, kita akan ketemu dengan pihak Huayou membahas terkait ini keputusannya,” katanya.

(rrd/rrd)