Home / Site News / Ekonomi AS Diprediksi Melemah Gara-gara Trump!

Ekonomi AS Diprediksi Melemah Gara-gara Trump!

image

Jakarta

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) diprediksi melemah imbas kebijakan tarif impor balasan Presiden Donald Trump.

Kebijakan yang menyulut perang dagang ini berpotensi memporak-porandakan kondisi perekonomian global yang kini mulai tidak stabil.

Melansir CNN, Sabtu (26/4/2025), Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) melaporkan pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan melambat menjadi 2,8% imbas kebijakan tarif Trump.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka ini jauh di bawah rata-rata angka pertumbuhan ekonomi global sepanjang sejarah.

“Peningkatan ketegangan perdagangan yang cepat dan tingkat ketidakpastian kebijakan yang sangat tinggi diperkirakan akan berdampak signifikan pada aktivitas ekonomi global,” tulis IMF dalam laporan World Economic Outlook.


ADVERTISEMENT

Kemudian dalam laporan Prospek Ekonomi Dunia, IMF memproyeksikan perlambatan terburuk akan dialami oleh Amerika Serikat sendiri. Di mana pertumbuhan ekonominya diperkirakan merosot lebih tajam, dengan proyeksi hanya sebesar 1,8% pada 2025.

IMF juga memperkirakan inflasi AS mencapai 3% tahun ini, naik dari proyeksi Januari sebesar 2%. Proyeksi itu jauh lebih pesimis dibandingkan perkiraan IMF pada Januari lalu, yang dibuat sebelum pengumuman serangkaian tarif baru oleh Trump yang mendorong tarif impor rata-rata AS ke tingkat tertinggi dalam satu abad.

“Tarif baru Trump menyumbang hampir setengah dari penurunan tajam dalam perkiraan pertumbuhan AS oleh IMF untuk tahun ini,” tulis Pierre-Olivier Gourinchas, kepala ekonom IMF, dalam sebuah blog.

Selain itu, ketidakpastian kebijakan sudah menyebabkan lesunya permintaan di AS bahkan sebelum Trump mengumumkan tarif impor balasan.

Bahkan menurut Gourinchas, wilayah Amerika Utara tidak dapat mengharapkan dampak positif dari kebijakan tarif ini dalam jangka panjang.

“Dampak jangka panjang dari tarif ini, jika terus diberlakukan, akan bersifat negatif bagi semua kawasan sama seperti dampak jangka pendeknya,” kata Gourinchas.

(igo/hns)