Home / Site News / Ekonomi Kreatif Sumbang Nilai Tambah Rp 1.500 T ke PDB RI

Ekonomi Kreatif Sumbang Nilai Tambah Rp 1.500 T ke PDB RI

image

Jakarta

Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (MenEkraf/KaBekraf) Teuku Riefky Harsya memaparkan pertumbuhan signifikan sektor ekonomi kreatif Indonesia dalam 11 tahun terakhir. Hal ini termasuk dengan sumbangan besarnya ke Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurut Riefky kontribusi sektor ini terhadap PDB telah meningkat lebih dari dua kali lipat. Salah satunya, jumlah tenaga kerja di sektor ini mengalami lonjakan signifikan sebesar 89%, dari 14 juta orang pada 2013 menjadi 26,5 juta orang pada akhir 2024.

Selain itu, nilai ekspor produk kreatif melonjak sekitar 67% dari US$ 15 miliar pada 2013 menjadi lebih dari US$ 25 miliar pada akhir 2024. Begitu pula dengan nilai tambah dari sektor ekonomi kreatif, juga naik sekitar 119%, dari Rp 700 triliun di 2013 menjadi Rp 1.500 triliun di 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sasaran untuk 5 tahun ke depan Bappenas juga sudah menetapkan Itu pertumbuhan ekspornya sekitar 6 persen Jumlah tenaga kerjanya 27,6 juta orang dan pertumbuhan investasinya sekitar 7 sampai 8%,” kata Riefky dalam launching OJK Infinity 2.0, di Kantor OJK Menara Radius Prawiro, Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Menurutnya, jalinan komunikasi dengan ekosistem melalui asosiasi dapat dilakukan untuk memastikan pendanaan ini bisa diaplikasikan secara tepat sasaran, termasuk bagi sektor animasi, gim, aplikasi, fashion, dan lainnya.


ADVERTISEMENT

Di samping itu, Pemerintah juga menargetkan dalam lima tahun ke depan, sektor ekonomi kreatif dapat menyumbang hingga 8% terhadap PDB, lantaran menyerap lebih dari 27 juta tenaga kerja dan tumbuh menjadi motor utama ekspor dan investasi nasional.

“Jadi dalam 5 tahun ke depan, pemerintah juga telah menargetkan kontribusi PDB sektor ekonomi kreatif mencapai 8%,” ujarnya.

Riefky menilai, target tersebut memerlukan komitmen kolektif untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional. Dukungan skema pendanaan, terutama yang berbasis digital, menjadi kunci dalam mendorong inovasi dan perkembangan subsektor ekonomi kreatif di Indonesia.

“Insyaallah bisa lebih tinggi lagi. Tapi ini yang penting sebetulnya yang ditunggu oleh ekosistem kita Inovasi pendanaan ya, terutama mungkin kalau ada pendanaan dengan cara digital kan. Tapi itu yang kita coba, bagaimana caranya kita butuh waktu untuk duduk, mudah-mudahan bisa tidak terlalu lama,” tuturnya.

Sementara terkait dengan target sektor, seperti animasi atau film yang akan mendapatkan dukungan dari pendanaan tambahan ini, Riefky menjelaskan bahwa prosesnya akan melalui kurasi bersama.

“Kita akan sama-sama kurasi. Artinya kita karena kan setiap sektor beda-beda case-nya. Artinya mungkin untuk animasi seperti ini, untuk game seperti mungkin ada sedikit sentuhan lain Kemudian untuk application juga begitu. Application developer atau mungkin bahkan sektor lainnya seperti fashion dan lain-lain. Jadi kita sedang duduk (diskusi),” tambahnya.

Ia juga menegaskan, pemerintah terus menjalin komunikasi dengan pelaku ekosistem ekonomi kreatif melalui berbagai asosiasi agar skema pendanaan ini dapat dirancang se-aplikatif mungkin, sehingga benar-benar menjawab kebutuhan para pelaku ekonomi kreatif di Indonesia.

(shc/kil)