
Jakarta –
MIND ID, BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, bersama PT Timah sedang menggarap harta karun incaran dunia yaitu mineral Logam Tanah Jarang (LTJ) atau Rare Earth Element (REE).
Kegiatan yang dilakukan yaitu mengembangkan fasilitas uji coba LTJ di Tanjung Ular, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Wakil Direktur Utama MIND ID Dany Amrul Ichdan mengatakan pengembangan fasilitas uji coba ini dilakukan untuk pengolahan monasit yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai bagian dari pengembangan LTJ.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemanfaatan LTJ yang sangat dibutuhkan oleh industri-industri strategis seperti magnet permanen, baterai hybrid, elektronik, dan katalis.
“Grup MIND ID melalui TIMAH memiliki kelolaan mineral rare earth yang jarang dimiliki oleh negara-negara lain. Indonesia memiliki kemampuan untuk memproses rare earth ini di dalam negeri sehingga nilai tambah dan manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Dany dalam keterangan tertulis, Rabu (23/4/2025).
ADVERTISEMENT
“Dengan pengembangan rare earth ini, kami yakin Indonesia mampu menjadi basis bagi pengembangan ekosistem industri strategis masa depan,” tambahnya.
Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk Dicky Octa Zahriadi menambahkan LTJ mengandung thorium yang dapat dioptimalkan menjadi sumber energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
“Dengan terus berupaya memanfaatkan potensi thorium dalam negeri, kita dapat berkontribusi dalam meningkatkan nilai tambah dari pengolahan logam tanah jarang untuk mendorong kemandirian energi,” terang Dicky.
Sebagai informasi, Pilot Plan pengembangan REE PT Timah telah dimulai sejak tahun 2010 silam, namun dalam perjalanannya, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan REE di dalam negeri seperti ketersediaan teknologi pengolahan yang terbukti dan dapat diimplementasikan secara komersial masih terbatas, kebutuhan akan mitra strategis yang memiliki teknologi dan pengalaman dan proses revitalisasi pilot plant memerlukan waktu dan dukungan teknis yang signifikan agar dapat berjalan optimal.
PT Timah mengoperasikan pilot plan sebagai tahap awal validasi teknologi dan pengujian skala terbatas. Kedepannya, PT Timah juga berencana untuk membangun pabrik pengolahan LTJ skala komersial dengan bahan baku dari monasit sebagai mineral ikutan timah.
“Dengan adanya pengembangan REE di dalam negeri, PT Timah berupaya untuk berkontribusi dalam rantai pasok industri berbasis LTJ nasional dan global, seiring dengan meningkatnya permintaan dunia terhadap unsur tanah jarang,” jelas Dicky.
(hns/hns)