Home / Finance / Kelamaan Negosiasi Bikin LG Didepak RI dari Proyek Baterai Rp 164 T

Kelamaan Negosiasi Bikin LG Didepak RI dari Proyek Baterai Rp 164 T

image

Jakarta

Pemerintah meminta perusahaan Korea Selatan LG mundur dari proyek baterai mobil listrik (EV Battery) senilai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 164 triliun (kurs Rp 16.800). LG kemudian digantikan posisinya oleh Huayou, perusahaan asal China.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan LG didepak dari proyek itu karena terlalu lama dalam proses negosiasi, ketimbang merealisasikan investasinya.

Bila dihitung sejak kesepakatan awal proyek ini yang sudah dilakukan sejak 2020, sudah lima tahun LG tak kunjung merealisasikan investasinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Karena memang negosiasi ini berjalan terlalu lama, kita ingin semua berjalan dengan baik dan cepat. Karena negosiasi sudah berlangsung 5 tahun, nggak mungkin kan proyek itu berjalan lama gitu kan, maka dikeluarkan sama pak bahlil dikirimkan pak Bahlil ke LG Chem dan LG Energy Solution,” beber Rosan di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (23/4/2025).

Pemerintah meminta agar LG keluar dari proyek tersebut usai Kementerian ESDM yang dipimpin Bahlil Lahadalia memberikan surat resmi untuk LG soal permintaan keluar dari proyek ekosistem baterai listrik Rp 164 triliun. Surat itu, kata Rosan, disampaikan ke LG pada tanggal 31 Januari 2025.


ADVERTISEMENT

Di sisi lain, sejak akhir 2024, perusahaan asal China, Huayou menyatakan minat untuk masuk ke dalam proyek besar EV Battery yang dikembangkan di Indonesia. Maka dari itu, setelah LG diminta mundur dari proyek akbar itu, Huayou diajak bergabung untuk menggantikan posisi LG.

“Karena memang dari Huayo juga berminat untuk berinvestasi, karena mereka teknologi juga sudah ada. Mereka yang akan me-replace posisi LG,” sebut Rosan.

(hal/hns)