
Jakarta –
Perusahaan Korea Selatan, EcoPro meminta Danantara untuk ikut berinvestasi di sektor hilirisasi nikel. Saat ini EcoPro berencana melanjutkan pengolahan bahan baku nikel hingga ke produksi katoda.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Perindustrian usai melakukan pertemuan dengan delegasi Federation of Korean Industries (FKI) di BPSDMI Kemenperin, Jakarta Selatan, Selasa (29/4/2025).
“Ada satu perusahaan yang akan memberikan proposal kepada Danantara, agar supaya Danantara bisa ikut serta dalam investasinya, dan itu berkaitan dengan hilirisasi,” kata Menperin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menperin menjelaskan, perusahaan EcoPro tersebut telah melakukan investasi di pabrik smelter nikel yang berada di Morowali. Ia mengatakan, ke depannya EcoPro akan melakukan melakukan pengembangan ke produksi katoda.
Menperin Bilang, pengembangan tersebutlah yang membutuhkan biaya yang besar. Sehingga perlu adanya dukungan investasi dari Danantara.
ADVERTISEMENT
“Dia mau ke Katoda. Itu yang membutuhkan investasi dan mereka mau mengajak Danantara,” katanya.
Ihwal permintaan tersebut, Menperin menjelaskan akan membuka jalan agar Danantara bisa melakukan investasi di sektor tersebut. Terkait bagaimana kerja sana tersebut dilakukan, ia mengatakan akan melakukan pertemuan terlebih dahulu dengan Danantara.
“Nanti kita ketemu dulu dengan Danantara,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan sebanyak 19 perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) berencana menambah jumlah investasi di Indonesia sebesar US$ 1,7 miliar atau Rp 28,65 triliun (kurs Rp 16.858/dolar AS).
Rencana penambahan nilai investasi ini disampaikannya usai melangsungkan pertemuan dengan para delegasi Korsel bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Dengan tambahan investasi hampir Rp 30 triliun tersebut, Airlangga mengatakan total dana yang sudah masuk ke Indonesia dari Korea Selatan mencapai US$ 15,4 miliar atau Rp 259,61 triliun.
“Terkait kunjungan dari delegasi Korea ada sekitar 19 pengusaha Korea yang hadir. Sebagian besar, 18 perusahaan, sudah investasi ke Indonesia,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan dilihat dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (28/4/2025).
“Jumlah investasi dari 19 grup tersebut totalnya hampir US$ 15,4 miliar dan di samping itu mereka akan ada rencana tambahan US$ 1,7 miliar. Secara total investasi yang dalam bentuk rupiah yang tadi dilaporkan dan sudah dilaksanakan oleh pengusaha itu adalah Rp 259 triliun dan akan ditambah lagi Rp 30 triliun,” jelasnya.
Dari ke-19 perusahaan asal Korsel itu, Airlangga menyebut ada LX International yang bergerak di sektor batu bara dan nikel ingin menambah investasi hingga US$ 500 juta, SK Group yang ingin membangun pabrik plasma darah di Cikarang, hingga Lotte Chemicals yang menawarkan kerja sama pengembangan pabrik Petrokimia.
“Ada juga perwakilan dari Hyundai Motor yang operasinya relatif baik, dan POSCO nyatakan Pohang Steel yang kerja sama dengan Krakatau Steel akan masuk fase kedua mereka ada roadmap 10 juta ton. Fase pertama selesai dan fase kedua diharapkan integrasi lebih dalam lagi,” ucap Airlangga.
“Kemudian industri macam EcoPro, yang lakukan investasi hampir US$ 500 juta di Morowali mereka buat katoda prekursor dan nikel smelter. Kemudian laporan KCC Glass yang sudah invest di Batang, mereka lapor ke presiden mau ekspansi dengan permintaan agar harga gas dalam negeri bisa mendapatkan HGBT yang sudah dirapatkan dengan presiden,” tambahnya.
(rrd/rrd)