
Jakarta – Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu membeberkan besarnya potensi investasi sektor energi bersih di Indonesia. Menurutnya, potensi energi bersih yang ada di Indonesia mencapai 3.600 gigawatt (GW).
Sektor energi bersih merupakan salah sektor yang menjadi fokus pemerintah untuk mendatangkan investasi. Apalagi secara geografis, Indonesia dilimpahi berbagai energi bersih seperti panas bumi, tenaga surya, hidro, dan lain-lain.
“Berbicara terhadap energi terbarukan ini, kita juga punya potensi yang sangat luar biasa. Itu kalau kita bisa konsolidasi ada potensi energi sampai kepada 3.600 GW potensial yang bisa kita develop,” katanya dalam detikcom Indonesia Investment Talk Series, Rabu (30/4/2025).
Panas bumi menjadi salah satu energi yang potensial untuk dikembangkan. Sebagai negara yang dilalui oleh Ring of Fire, energi panas bumi melimpah di berbagai wilayah seperti Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.
Saat ini kapasitas pembangkit energi panas bumi yang termanfaatkan adalah 672 megawatt (MW). Padahal secara keseluruhan, potensi panas bumi di Indonesia mencapai 24 ribu MW.
“Sumbernya dari mana? Seperti yang saya sebutkan tadi, sebagai negara yang dilalui oleh Ring of Fire, wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi khususnya, ini kita punya potensial geotermal yang sangat luar biasa. Itu sekarang sudah ada install sekitar 672 MW pembangkit listrik daripada energi terbarukan,” tuturnya.
Tak hanya itu, hilirisasi juga bisa dikembangkan untuk sektor panas Bumi. Todotua menyebut sudah bertemu dengan Pertamina Geothermal Energy untuk membahas pengembangan hidrogen dari panas bumi.
“Ada konsep yang namanya develop of hydrogen di situ. Di mana kita memanfaatkan daripada pembangkit listrik yang berasal daripada sumber geotermal ini untuk kita mengembangkan industri hidrogen. Industri hidrogen ini adalah sumber komoditi material yang hijau yang punya nilai yang sangat besar,” ujar todotua.
Tak sebatas panas bumi, sumber energi surya juga sangat terbuka untuk dikembangkan. Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM perlu menjalin kerja sama dengan pihak terkait.
(ily/ara)